Minggu, 20 Maret 2016

Smart City dan Tantangan Bagi Depok

Ketua Relawan TIK Nasional, Indriyatno Banyumurti, saat mengisi Workshop Parental Control yang diadakan Komunitas Internet Sahabat Anak (KISA), Sabtu (19/3/2016). Pada kesempatan tersebut, dia juga membicarakan tentang Smart City.
Perkembangan teknologi memberikan kemudahan informasi untuk berbagai kalangan termasuk pemerintah. Melalui perkembangan teknologi, pemerintah bisa memanfaatkannya untuk menciptakan keamanan, ketertiban, serta kehidupan yang lebih baik. Inilah yang mendorong kota-kota, khususnya di Indonesia membuat program Smart City, salah satunya Kota Depok. Program Smart City memang menjadi salah satu program unggulan yang dicanangkan pemerintah Kota Depok.

Belum terpenuhinya seluruh kebutuhan informasi publik yang lebih cepat, tepat, dan akurat, serta untuk memudahkan dan meningkatkan jaringan komunikasi antar elemen, terutama pemerintah dengan masyarakat, membuat Pemkot Depok terus berupaya meningkatkan program Smart City, salah satunya dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Komunikasi dan Informatika. Adanya Perda ini, juga mendorong pemerintah untuk menciptakan Warnet Sehat, yang salah satu peraturannya membatasi jam buka Warnet, yaitu pukul 08.00 hingga 23.00.

Ditemui saat mengisi Workshop “Parental Control dan Tips Memblokir Konten Negatif” yang diadakan Komunitas Internet Sahabat Anak (KISA), Ketua Relawan TIK Nasional, Indriyatno Banyumurti mengungkapkan bahwa berbicara Smart City tidak hanya mengenai infrastruktur, tetapi juga terkait SDM dan kesiapan masyarakat mengenai teknologi digital. Salah satu yang harus dibangun adalah bagaimana kompetensi kapasitas dalam penggunaan internet bisa ter-upgrade. Banyumurti mengatakan, adanya pembatasan penggunaan internet, karena orang tidak mengetahui manfaat yang ada di internet, contohnya pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Sekarang era marketing online, apakah ada upaya UKM konvensional dengan para marketing online untuk saling bekersama, itulah yang menjadi salah satu PR besar bagi Depok,” kata Banyumurti.

Lebih lanjut, menurut lelaki yang juga hobi kuliner ini, cita-cita Depok dalam program Smart City tidak akan berjalan optimal jika kapasitas building dari para masyarakat di berbagai sektor tidak dikembangkan juga. Artinya, tantangan Smart City tidak hanya masalah teknis, seperti pemblokiran atau pembatasan. Hal itu 'mungkin' perlu dilakukan, tetapi yang utama adalah pengembangan SDM.

(Fahrudin Mualim)

0 komentar:

Posting Komentar